• Columbus menemukan jejak islam

    Columbus menemukan jejak islam

    • Wisnu Arya Wardhana
    • PUSTAKA PELAJAR
    • 2009
    • 978-6021-8479-32-5
    Sinopsis

    Percayakah anda, bahwa orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika bukanlah Christopher Columbus? Ternyata di pulau itu, sekitar abad ke–5 M, persisnya semenjak 700 tahun sebelum Columbus datang, telah dihuni oleh orang-orang Indian dari suku Cherokee yang menganut sistem pemerintahan Islam. Bermula dari Negara Spanyol. Atas perintah raja Ferdennand, Laksamana Columbus mengadakan perjalanan mengarungi luasnya lautan dengan bertujuan mencari daerah baru. Mereka berangkat terus menuju ke barat dan terlantar ke berbagai pulau hingga mendarat di ‘Pulau Baru’, yang kini disebut Amerika. Sekitar abad ke–5, jauh sebelum Laksamana Columbus mendarat di benua baru tersebut, orang-orang Islam telah menginjakkan kaki di pulau itu, mereka disambut dengan hangat oleh penduduk setempat yang merupakan keturunan dari benua Afrika. Orang Islam yang datang dengan kedamaian, membuatnya bisa diterima, berinteraksi, bahkan bisa berbaur dengan penduduk secara cepat dan sukses mneyebarkan agama Islam bersama ilmu pengetahuan. Di pulau ini, Islam telah berlama-lama dengan menciptakan peradaban penduduk menjadi tinggi. Itulah mengapa sebabnya, di Amerika setelah Columbus datang, sudah banyak berdiri bangunan dan banyaknya masjid-masjid yang berciri khas Arab. Beberapa fakta yang membuktikan bahwa Columbus bukan orang pertama kali menemukan benua Amerika adalah penelitian ahli sejarah; Abu Bakar Ibnu Umar Al Guttuya, ia telah menemukan fakta sejarah bahwa pada masa kekhalifahan islam Spanyol yang dipimpin oleh Khalifah Hisyam II, berkuasa pada tahun 976-1009 M, seorang navigator muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar kearah barat Spanyol. Ibnu Farrukh berangkat dari pelabuhan Chadiz bulan Februari 999 M, berlayar ke arah barat menuju kesamudra Atlantik. Ia dalam perjalannanya singgah di pulau Canary dan sempat bertemu dengan raja Guanariga. Ia juga menemukan dua pulau yang belum bernama dan berpenghuni, kemudian ia memberikan nama dengan Pulau Capraria dan Pulau Pluitana. Ari sini juga tercatat, bahwa Farrukh juga pernah singgah di pulau Indian (Amerika). Pada waktu itu, armada Islam dan China yang paling maju daripada Armada laut manapun, terutama dalam bidang navigasi. Dalam ‘Dokumen Sung’, memuat informasi tentang pelayaran orang-orang muslim. Menurut catatan Dokumen Sung, pelaut Muslim diakui sebagai pelaut yang sangat hebat, karena telah berhasil mengarungi berbagai macam samudera. Dalam dokumen ini pula, dikatakan bahwa pelaut muslim telah berlayar hingga ke pulau baru atau Amerika, yang oleh orang China dinamakan Mu Lan Pi. Menurut catatan sejarah, China telah mengenal Agama Islam pada abad ke-14 M. pada masa itu, laksamana laut yang sangat terkenal dari China yang bernama Cheng Ho sudah memeluk Agama Islam memimpin armada China hingga sampai ke asia selatan dan barat, antara lain sampai ke Annam, Kamboja, Thailand, India, Ceylon, dan Indonesia (Nusantara). Laksamana Cheng Ho datang ke Indonesia mendarat di Semarang dan mendirikan rumah peribadatan Cheng Ho sebagai kenang-kenagan yang sekarang bangunan tersebut dijadkan Cagar Budaya Nasional. Jejak Islam di Amerika Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra. Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau. Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol. Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh. Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada. Pada tahun 1492, Setelah Chistopher Columbus menginjakkan kaikinya di ‘pulau baru’ tersebut, ia mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah. Semula Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan niat buruknya datang di pulau itu, Colombus banyak mendapat resistnsi dari penduduk setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus. Buku karya Wisnu Arya Wardhana ini, merupakan salah satu kejutan untuk para Sejarahwan yang telah terdogmatisasi bahwa Christopher Columbus adalah orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika. Penulis menguraikan bagaimana sejarah yang selama ini berlaku adalah keliru. Ia meluruskannya dengan bukti dan fakta dari berbagai sumber yang sangat konkrit dan jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Buku ‘Columbus Menemukan Jejak Islam’ ini, akan mampu mengubah persepsi orang yang selalu membuat stigma Islam identik dengan kebodohan, kemunduran, kekumuhan, arogan dan lainnya. Dengan wawasan yang sangat luas, buku ini patut dibaca oleh semua kalangan untuk dijadikan renungan dan kajian baik oleh umat islam sendiri, atau yang peduli dengan pelurusan sejarah.

    Kata Kunci
    Tersedia di Perpustakaan Kampus:
    • Cengkareng
    Silahkan Login untuk dapat Melakukan Peminjaman Online
Kode Buku : 211049
Kode Klasifikasi : 2X9
Judul Buku : Columbus menemukan jejak islam
Edisi : -
Penulis : Wisnu Arya Wardhana
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Bahasa : Indonesia
Tahun : 2009
ISBN : 978-6021-8479-32-5
Tajuk Subjek : Agama Islam
Deskripsi : 276 hal, 20 cm
Eksemplar : 1
Stok : 1
Petugas : Arum Johan Purnamasari
Percayakah anda, bahwa orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika bukanlah Christopher Columbus? Ternyata di pulau itu, sekitar abad ke–5 M, persisnya semenjak 700 tahun sebelum Columbus datang, telah dihuni oleh orang-orang Indian dari suku Cherokee yang menganut sistem pemerintahan Islam.

Bermula dari Negara Spanyol. Atas perintah raja Ferdennand, Laksamana Columbus mengadakan perjalanan mengarungi luasnya lautan dengan bertujuan mencari daerah baru. Mereka berangkat terus menuju ke barat dan terlantar ke berbagai pulau hingga mendarat di ‘Pulau Baru’, yang kini disebut Amerika. Sekitar abad ke–5, jauh sebelum Laksamana Columbus mendarat di benua baru tersebut, orang-orang Islam telah menginjakkan kaki di pulau itu, mereka disambut dengan hangat oleh penduduk setempat yang merupakan keturunan dari benua Afrika.

Orang Islam yang datang dengan kedamaian, membuatnya bisa diterima, berinteraksi, bahkan bisa berbaur dengan penduduk secara cepat dan sukses mneyebarkan agama Islam bersama ilmu pengetahuan. Di pulau ini, Islam telah berlama-lama dengan menciptakan peradaban penduduk menjadi tinggi. Itulah mengapa sebabnya, di Amerika setelah Columbus datang, sudah banyak berdiri bangunan dan banyaknya masjid-masjid yang berciri khas Arab.

Beberapa fakta yang membuktikan bahwa Columbus bukan orang pertama kali menemukan benua Amerika adalah penelitian ahli sejarah; Abu Bakar Ibnu Umar Al Guttuya, ia telah menemukan fakta sejarah bahwa pada masa kekhalifahan islam Spanyol yang dipimpin oleh Khalifah Hisyam II, berkuasa pada tahun 976-1009 M, seorang navigator muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar kearah barat Spanyol.

Ibnu Farrukh berangkat dari pelabuhan Chadiz bulan Februari 999 M, berlayar ke arah barat menuju kesamudra Atlantik. Ia dalam perjalannanya singgah di pulau Canary dan sempat bertemu dengan raja Guanariga. Ia juga menemukan dua pulau yang belum bernama dan berpenghuni, kemudian ia memberikan nama dengan Pulau Capraria dan Pulau Pluitana. Ari sini juga tercatat, bahwa Farrukh juga pernah singgah di pulau Indian (Amerika).

Pada waktu itu, armada Islam dan China yang paling maju daripada Armada laut manapun, terutama dalam bidang navigasi. Dalam ‘Dokumen Sung’, memuat informasi tentang pelayaran orang-orang muslim. Menurut catatan Dokumen Sung, pelaut Muslim diakui sebagai pelaut yang sangat hebat, karena telah berhasil mengarungi berbagai macam samudera. Dalam dokumen ini pula, dikatakan bahwa pelaut muslim telah berlayar hingga ke pulau baru atau Amerika, yang oleh orang China dinamakan Mu Lan Pi.

Menurut catatan sejarah, China telah mengenal Agama Islam pada abad ke-14 M. pada masa itu, laksamana laut yang sangat terkenal dari China yang bernama Cheng Ho sudah memeluk Agama Islam memimpin armada China hingga sampai ke asia selatan dan barat, antara lain sampai ke Annam, Kamboja, Thailand, India, Ceylon, dan Indonesia (Nusantara). Laksamana Cheng Ho datang ke Indonesia mendarat di Semarang dan mendirikan rumah peribadatan Cheng Ho sebagai kenang-kenagan yang sekarang bangunan tersebut dijadkan Cagar Budaya Nasional.

Jejak Islam di Amerika

Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.

Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan
ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.

Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.

Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.

Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.

Pada tahun 1492, Setelah Chistopher Columbus menginjakkan kaikinya di ‘pulau baru’ tersebut, ia mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama sekali. Mereka berorintasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika. Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk beribadah. Semula Columbus disambut dengan ramah oleh suku Indian, tetapi setelah ketahuan niat buruknya datang di pulau itu, Colombus banyak mendapat resistnsi dari penduduk setempat. Beberapa armada kapal milik rombongan Colombus ditenggelamkan oleh suku Indian sebab mereka merasa terganggu dan terancam oleh kedatangan Colombus.

Buku karya Wisnu Arya Wardhana ini, merupakan salah satu kejutan untuk para Sejarahwan yang telah terdogmatisasi bahwa Christopher Columbus adalah orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika. Penulis menguraikan bagaimana sejarah yang selama ini berlaku adalah keliru. Ia meluruskannya dengan bukti dan fakta dari berbagai sumber yang sangat konkrit dan jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.

Buku ‘Columbus Menemukan Jejak Islam’ ini, akan mampu mengubah persepsi orang yang selalu membuat stigma Islam identik dengan kebodohan, kemunduran, kekumuhan, arogan dan lainnya. Dengan wawasan yang sangat luas, buku ini patut dibaca oleh semua kalangan untuk dijadikan renungan dan kajian baik oleh umat islam sendiri, atau yang peduli dengan pelurusan sejarah.
Terkait Subjek Buku yang sama

  • Seberkas cahaya dalam kegelapan
    Seberkas cahaya dalam kegelapan
    • Imam Al-Ghazali
    • Amelia
    • 2007
    • 978-979-3955-95-7
    Sinopsis

    Penyucian hati dan pembersihannya secara menyeluruh dari segala hal selain Allah SWT merupakan syarat awal bagi kaum sufi dalam thariqatnya sedangkan kunci yang harus dilalui adalah sebagaimana ... Lihat Selengkapnya

TENTANG PERPUSTAKAAN


PERPUSTAKAAN UBSI


Perpustakaan Universitas Bina Sarana Informatika merupakan layanan yang diberikan kepada civitas akademik khususnya mahasiswa untuk memperoleh informasi seperti buku, majalah, jurnal, prosiding, dll.

INFORMASI


Alamat : Jl. Kramat Raya No.98, Senen, Jakarta Pusat

Telp : +6285777854809

Email : perpustakaan@bsi.ac.id

IG : @perpustakaan_ubsi

Jam Operasional
Senin - Jumat : 08.00 s/d 20.00 WIB
Isitirahat Siang : 12.00 s/d 13.00 WIB
Istirahat Sore : 18.00 s/d 19.00 WIB

LINK TERKAIT


LPPM UBSI

Repository UBSI

E-Journal UBSI

E-Learning UBSI

Kemahasiswaan UBSI

Perpustakaan Nasional

e-Resources

Copyright © 2024 Perpustakaan Universitas Bina Sarana Informatika